Miris! BNPB: Hanya 5% Sekolah di Indonesia Berstatus Aman Bencana
2 mins read

Miris! BNPB: Hanya 5% Sekolah di Indonesia Berstatus Aman Bencana

JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan hanya 25 ribu atau sekitar 5% dari total hampir 500 ribu fasilitas pendidikan di Indonesia yang berstatus aman bencana. Selain itu, terdapat 42 ribu pondok pesantren (ponpes) yang belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

“Jumlah total dari SD hingga SMA mencapai 497.576 sekolah. Dari jumlah itu, satuan pendidikan aman bencana baru sekitar 25.000 atau 5 persen. Selain itu, 42 ribu pesantren tidak memiliki IMB, hanya sekitar 50 pesantren yang punya IMB. Ini menjadi catatan penting ketika kita berbicara tentang pembangunan infrastruktur,” kata Abdul dalam forum Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (13/10/2025).

Pria yang akrab disapa Aam itu menyebut, wilayah Jawa Timur memiliki jumlah fasilitas pendidikan terbanyak yang berada di zona rawan bencana, yakni 1.890 unit, disusul Jawa Tengah dengan 1.833 unit.

Menurutnya, perlu dilakukan audit menyeluruh terhadap kelayakan bangunan fasilitas pendidikan di Indonesia, menyusul tragedi ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Yang kami coba petakan, jumlah bangunan sekolah di daerah rawan bencana di Indonesia sangat banyak. Jawa Timur paling banyak karena banyak sekolah berada di kawasan rawan gempa, tanah longsor, maupun banjir bandang. Seperti arahan Presiden Prabowo Subianto, pasca tragedi Ponpes Al Khoziny harus dilakukan audit kelayakan terhadap seluruh bangunan pesantren,” ujarnya.

Sebelumnya, BNPB menyebut seluruh korban ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny telah ditemukan. Total terdapat 61 jenazah utuh dan 7 bagian tubuh (body part) yang berhasil dievakuasi.

“Diperkirakan ada 63 jenazah tertimbun reruntuhan bangunan ponpes. Saat ini area tersebut sudah rata dengan tanah. Kemungkinan masih ada jenazah di sana sangat kecil,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, Selasa (7/10/2025).

Budi menjelaskan, dari total tersebut ditemukan 61 jenazah utuh dan 7 body part. “Kemungkinan dua jenazah yang belum teridentifikasi merupakan bagian dari 7 body part itu. Kepastiannya akan ditentukan oleh tim DVI,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasional Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menyebut hingga 7 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB, tim telah berhasil mengumpulkan 67 pack dengan 8 body part.

Di sisi lain, Polda Jawa Timur telah menaikkan status hukum kasus ambruknya Ponpes Al Khoziny dari tahap penyelidikan menjadi penyidikan.

“Peningkatan status ini diputuskan setelah dilakukan gelar perkara,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Kamis (9/10).